Aljazeera-news

Monday, November 5, 2012

Preview buku Penjaga Jalan Ke Mesjid

In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful. Assalamualaikum








Sesorang yang enggan kembai kepada kesesatan setelah ia diselamatkan oleh Allah sebagaimana ia enggan memasuki api neraka, maka ia akan merasakan kelezatan iman






Titik terang itu mulai tampak

                Sudah memasuki tahun ke tiga sejak Fathir terpisah dari jema’ah yang sebenarnya sangat ia cintai itu, Alhamdulillah sampai saat ini Fathir masih mampu untuk tetap istiqomah. Ia masih menunaikan sholat fardhu lima waktunya di mesjid, dan Al-qur’an masih tidak lepas dari tangan dan matanya setiap ba’da shubuh dan Maghrib. Namun seiring berjalannya waktu, Fathir mulai menyadari betapa menurunnya kualitas dan kuantitas ibadahnya perlahan namun pasti. Shubuh berjama’ahnya mulai keteteran, tilawah hariannya yang biasanya minimal dua lembar perhari kadang-kadang mulai berubah menjadi satu halaman saja perharinya. Kekhusyukannya dalam shalat mulai terganggu, terlihat dari mulai banyaknya ia melakukan sujud sahwi terutama saat menunaikan shalat di malam hari.
                Kenyataan akan menurunnya kualitas ibadah ini tentu saja membuat Fathir resah bukan kepalang. Seketika Fathir teringat masa-masa saat sebelum ia mengenal tarbiyah dahulu. Saat itu Fathir bisa dikatakan sebagai orang STMJ alias Sholat Terus Maksiat Jalan.
                “Ya Allah, tolonglah hambaMu ini, hamba tidak ingin termasuk sebagai golongan orang-orang yang celaka seperti yang dikatakan oleh rasulMU.” Fathir seperti memekik dalam hati, menggambarkan betapa resahnya jiwanya.
                Memang kesholehan pribadi tidaklah cukup untuk membawa orang mengarungi samudra kehidupan ini menuju syurga nan indah permai itu. Harus ada kesholehan kolektif, terutama kesholehan keluarga yang akan ditanyakan kepada kita di akhirat nanti, bahkan satu langkah kaki seorang anak perempuan keluar rumah dengan pakaian yang tidak syar’i adalah satu langkah ayahnya menuju ke neraka. Begitu pentingnya kesholehan kolektif dalam islam. Begitu pula dengan yang dialami oleh Fathir, kendatipun ia telah berusaha untuk tetap istiqomah namun tetap tak dapat dipungkiri bahwa standar ibadahnya menjadi menurun, padahal Rasulullah Saw menyuruh kita untuk senantiasa memperbaiki diri terus menerus, bukannya malah memburuk.
                Malam itu Fathir kembali berjalan sendirian menuju mesjid, di tengah suasana malam yang sunyi di sekitaran kompleks. Sesekali terdengar suara acara televisi dari rumah beberapa warga. Suasana yang sudah biasa di kompleks yang diisi oleh warga yang serba sibuk ini,...............................

eits! sampai di situ dulu yah.selebihnya silahkan lihat di buku Penjaga Jalan Ke Mesjid. order bisa di link nulisbuku.com atau bisa dengan mengirim email ke saya di Fauzild.dean@gmail.com atau langsung ke admin@nulisbuku.com dengan menyertakan nama, alamat, nomor hp dan judul buku yang dipesan.

No comments:

Post a Comment

Islam-news

.......

pray