In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful.
Assalamualaikum
eits! sampai di situ dulu yah.selebihnya silahkan lihat di buku Penjaga Jalan Ke Mesjid. order bisa di link nulisbuku.com atau bisa dengan mengirim email ke saya di Fauzild.dean@gmail.com atau langsung ke admin@nulisbuku.com dengan menyertakan nama, alamat, nomor hp dan judul buku yang dipesan.
Sesorang yang enggan
kembai kepada kesesatan setelah ia diselamatkan oleh Allah sebagaimana ia
enggan memasuki api neraka, maka ia akan merasakan kelezatan iman
Titik terang itu mulai tampak
Sudah
memasuki tahun ke tiga sejak Fathir terpisah dari jema’ah yang sebenarnya
sangat ia cintai itu, Alhamdulillah sampai saat ini Fathir masih mampu untuk
tetap istiqomah. Ia masih menunaikan sholat fardhu lima waktunya di mesjid, dan
Al-qur’an masih tidak lepas dari tangan dan matanya setiap ba’da shubuh dan
Maghrib. Namun seiring berjalannya waktu, Fathir mulai menyadari betapa
menurunnya kualitas dan kuantitas ibadahnya perlahan namun pasti. Shubuh
berjama’ahnya mulai keteteran, tilawah hariannya yang biasanya minimal dua
lembar perhari kadang-kadang mulai berubah menjadi satu halaman saja
perharinya. Kekhusyukannya dalam shalat mulai terganggu, terlihat dari mulai
banyaknya ia melakukan sujud sahwi terutama saat menunaikan shalat di malam
hari.
Kenyataan
akan menurunnya kualitas ibadah ini tentu saja membuat Fathir resah bukan
kepalang. Seketika Fathir teringat masa-masa saat sebelum ia mengenal tarbiyah
dahulu. Saat itu Fathir bisa dikatakan sebagai orang STMJ alias Sholat Terus
Maksiat Jalan.
“Ya
Allah, tolonglah hambaMu ini, hamba tidak ingin termasuk sebagai golongan
orang-orang yang celaka seperti yang dikatakan oleh rasulMU.” Fathir seperti
memekik dalam hati, menggambarkan betapa resahnya jiwanya.
Memang
kesholehan pribadi tidaklah cukup untuk membawa orang mengarungi samudra kehidupan
ini menuju syurga nan indah permai itu. Harus ada kesholehan kolektif, terutama
kesholehan keluarga yang akan ditanyakan kepada kita di akhirat nanti, bahkan
satu langkah kaki seorang anak perempuan keluar rumah dengan pakaian yang tidak
syar’i adalah satu langkah ayahnya menuju ke neraka. Begitu pentingnya
kesholehan kolektif dalam islam. Begitu pula dengan yang dialami oleh Fathir,
kendatipun ia telah berusaha untuk tetap istiqomah namun tetap tak dapat
dipungkiri bahwa standar ibadahnya menjadi menurun, padahal Rasulullah Saw
menyuruh kita untuk senantiasa memperbaiki diri terus menerus, bukannya malah
memburuk.
Malam
itu Fathir kembali berjalan sendirian menuju mesjid, di tengah suasana malam
yang sunyi di sekitaran kompleks. Sesekali terdengar suara acara televisi dari
rumah beberapa warga. Suasana yang sudah biasa di kompleks yang diisi oleh
warga yang serba sibuk ini,...............................eits! sampai di situ dulu yah.selebihnya silahkan lihat di buku Penjaga Jalan Ke Mesjid. order bisa di link nulisbuku.com atau bisa dengan mengirim email ke saya di Fauzild.dean@gmail.com atau langsung ke admin@nulisbuku.com dengan menyertakan nama, alamat, nomor hp dan judul buku yang dipesan.
No comments:
Post a Comment